Macan Tutul Kembali Mangsa Kambing di Kuningan, BKSDA Bergerak dan Siapkan Tim Khusus

Oplus_16908288

KUNINGAN, DjalapaksiNews, – Serangan satwa liar kembali menghantui warga Desa Tundagan, Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan. Untuk keempat kalinya, kambing milik warga ditemukan tewas diduga akibat diterkam macan tutul. Insiden terbaru ini terjadi pada 15 Juli 2025, menyusul kasus serupa yang sebelumnya tercatat pada bulan April dan Juni lalu.

Kepala BKSDA Resort Wilayah Kuningan, Selamet, membenarkan adanya laporan kematian empat ekor kambing milik warga Blok Cigaluma, masing-masing atas nama Sukanda dan Adi. Ia mengatakan, pihaknya telah merespons cepat kejadian tersebut dengan meninjau lokasi dan memberikan sosialisasi kepada warga terkait sistem kandang ternak yang aman dari gangguan satwa liar.

“Kejadian ini memang berulang di wilayah Kuningan. Kami sudah turun langsung dan memberikan edukasi kepada warga agar memperbaiki kandang, serta menjaga jarak lokasi ternak dari area rawan konflik,” ujar Selamet saat dihubungi via whatsapp, Senin (28/7/2025).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa pada Rabu lalu telah dilakukan pertemuan antara Balai Besar KSDA Jawa Barat dengan Bupati Kuningan dan jajarannya. Pertemuan tersebut membahas pembentukan tim koordinasi dan satgas penanggulangan konflik satwa yang melibatkan berbagai pihak.

“Dalam waktu dekat, BBKSDA Jawa Barat akan melakukan sosialisasi lanjutan dan aksi nyata berupa bantuan pagar kawat berduri di Desa Tundagan. Kami harap pelaksanaannya bisa dilakukan secara kolaboratif dengan Pemkab Kuningan dan stakeholder terkait,” tambahnya.

Pemerintah Desa Tundagan pun menyatakan telah melaporkan kasus ini secara resmi. Sekretaris Desa Andriana mengatakan pihaknya sudah dua kali mengirimkan permohonan tertulis ke BKSDA Wilayah III Ciamis melalui Resort Cirebon.

“Sejak kejadian pertama, kami sudah bersurat dua kali meminta penanganan serius terhadap macan tutul ini. Jumlah ternak yang dilaporkan tewas hingga saat ini sudah mencapai 22 ekor,” ungkap Andriana.

Ia menyebut warga mulai resah karena satwa liar tersebut sudah memasuki permukiman. “Masyarakat mulai takut dan emosional, jangan sampai situasinya tidak terkendali. Kami berharap ada langkah nyata dari BKSDA dan pemerintah daerah, termasuk kemungkinan relokasi satwa,” pungkasnya.

(A. Sulis)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *