DAK 2023 Sudah Cair, Tapi Material Belum Dibayar: PSI Kuningan Soroti Dugaan Penyelewengan di Salah Satu SMAN

KUNINGAN, DjalapaksiNews ,– Dugaan penyelewengan Dana Alokasi Khusus (DAK) di salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kabupaten Kuningan menjadi sorotan tajam Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Kuningan. PSI mencium indikasi penyalahgunaan anggaran pembangunan ruang kelas tahun 2023 yang dikelola secara swakelola oleh pihak sekolah.

Ketua PSI Kabupaten Kuningan, Asep S. Sonjaya Suparman, mengungkapkan bahwa proyek tersebut hingga kini masih menyisakan tunggakan pembayaran kepada salah satu toko bangunan lokal di Kuningan, meskipun anggaran DAK untuk fisik maupun non-fisik telah disalurkan langsung ke rekening sekolah.

“Ini jelas janggal. Uang negara sudah masuk ke sekolah, tapi pembayaran material kepada toko bangunan belum juga diselesaikan. Ini menimbulkan pertanyaan besar ke mana perginya dana itu?” tegas Asep dalam keterangannya, Jumat, (25/7/2025).

Asep menambahkan, sistem swakelola yang minim pengawasan seringkali menjadi celah terjadinya praktik manipulatif. PSI menduga kuat adanya kebocoran anggaran, bahkan kemungkinan digunakan untuk kepentingan pribadi oknum tertentu di sekolah tersebut.

Didampingi Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PSI Kuningan, Abas Yusuf, Asep menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mengawal persoalan ini dan mendorong pihak berwenang untuk turun tangan.

“Kami meminta Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Inspektorat, dan aparat penegak hukum untuk segera mengaudit proyek ini. Jangan sampai dunia pendidikan dijadikan lahan bancakan. Dana negara harus sampai ke tujuan dan dipertanggungjawabkan secara transparan,” tegas Abas.

Menurut PSI, kasus ini bisa menjadi puncak gunung es dari potensi penyimpangan lain yang tersembunyi. Oleh karena itu, mereka menyerukan perlunya audit menyeluruh terhadap penggunaan DAK di seluruh SMAN di Kabupaten Kuningan.

Hingga berita ini diturunkan, pihak sekolah yang disorot belum memberikan klarifikasi atas dugaan tersebut. Sementara pihak toko bangunan yang menjadi korban piutang menolak memberikan komentar lebih lanjut karena alasan keamanan dan tekanan sosial.

(A. Sulis)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *